Sastra Dayak: Menjaga Jejak Leluhur Lewat Tulisan dan Tradisi
"splorasi mendalam tentang Sastra Dayak, tradisi lisan, identitas budaya, dan transformasinya dalam konteks literasi modern dan kajian akademik."
Oleh Alexander Mering
Pengantar
Sastra Dayak merupakan warisan budaya tak benda yang merekam
sejarah, nilai, dan cara hidup masyarakat Dayak di Borneo, baik di wilayah
Kalimantan Indonesia, Sarawak dan Sabah Malaysia, hingga Brunei Darussalam.
Sebagai salah satu kelompok etnolinguistik terbesar di Nusantara, masyarakat
Dayak memiliki kekayaan sastra lisan dan tulisan yang selama ini masih belum banyak
mendapatkan ruang dalam narasi kesusastraan nasional maupun global.
Artikel ini akan mengulas akar, bentuk, dan perkembangan sastra Dayak, lengkap
dengan kajian ilmiah, contoh konkret, serta potensi literasinya dalam era
modern.
Definisi dan Cakupan Sastra Dayak
Sastra Dayak meliputi segala bentuk ekspresi estetis
masyarakat Dayak, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, yang mengandung nilai
budaya, spiritualitas, dan pandangan hidup komunitas Dayak. Cakupannya
meliputi:
- Mantra, pantun, dan tuturan adat
- Cerita rakyat dan mitologi (folklor)
- Syair pengobatan dan ritual
- Puisi modern berbahasa Indonesia atau Dayak
- Esai budaya, cerpen, dan novel kontemporer
Sastra ini lahir dalam konteks sosial yang kuat: upacara adat, penyembuhan,
panen, kematian, hingga pewarisan pengetahuan.
Landasan Teori
Menurut Richard Bauman (1977), sastra lisan bukan hanya teks
yang diucapkan, tapi praktik performatif yang punya fungsi sosial. Dalam
konteks Dayak, hal ini sangat nyata — sebuah mantra bukan sekadar rangkaian
kata, tapi alat untuk menjalin relasi dengan dunia roh.
Gayatri Spivak dan teori 'subaltern' juga relevan: sastra Dayak selama ini
berada di pinggiran (subaltern) narasi nasional, karena bahasa dan ekspresinya
tidak terakomodasi dalam lembaga dominan.
Sejarah Singkat Sastra Dayak
Era Pra-kolonial: Tradisi Lisan yang Hidup
Sebelum kontak kolonial, sastra Dayak hidup lewat lisan. Misalnya:
- Tuturan Taman (Lun Dayeh, Kayan, Kenyah): narasi panjang tentang asal-usul
manusia, penciptaan dunia, hingga nilai sosial.
- Kisah Putir di Kalimantan Barat: legenda tentang perempuan kuat yang menjadi
penjaga tanah adat.
- Pantun ritual Ngayau (pengayauan) di komunitas Iban.
Kolonial & Misionaris
Masuknya misionaris Kristen pada abad ke-19 membawa tulisan Latin ke pedalaman
Kalimantan. Banyak teks lokal ditransliterasi atau dihancurkan. Namun beberapa
usaha dokumentasi muncul, seperti:
- Misi Katolik mendokumentasikan doa dan nyanyian Dayak.
- Belanda menerbitkan “Volksoverleveringen van de Dajaks” oleh V.J. van den Steenhoven
(1954), kumpulan folklor Dayak.
Sastra Dayak Modern
Pasca reformasi, muncul gelombang baru sastrawan Dayak yang
menulis dalam bahasa Indonesia, namun dengan muatan lokal Dayak yang kental.
Contoh Karya:
- Masri Sareb Putra – novel Tanah Tabu, Kitab Ombak
- Jaya Ramba (Sarawak) – puisi dan cerpen dalam bahasa Melayu Sarawak
- Ipe Ma’ruf – esai-esai budaya Dayak Ngaju
Data Akademik dan Riset Ilmiah
Contoh Penelitian:
1. 'The Transmission of Indigenous Knowledge through Ritual Poetry among the
Dayak in Kalimantan' (International Journal on Advanced Science, Engineering
and Information Technology, 2023)
2. 'Indigenous Literatures in Southeast Asia' – Edward C. Gomez (2018)
3. 'Oral Traditions and Identity among the Dayak in Borneo' – Universiti Malaysia
Sarawak (UNIMAS)
Bentuk-Bentuk Sastra Dayak
Mantra: digunakan untuk pengobatan, perlindungan, dan
pertanian
Pantun & Tembang: dinyanyikan dalam acara panen atau kelahiran
Epik Lisan: narasi panjang tentang leluhur dan migrasi
Puisi Modern: media kritik dan ekspresi identitas
Tantangan dan Ancaman
1. Komersialisasi budaya
2. Bahaya punahnya bahasa daerah
3. Minimnya dukungan negara dan lembaga pendidikan
Upaya Pelestarian & Literasi Baru
Digitalisasi: Komunitas seperti Lembaga Sastra Dayak
mengarsipkan karya via blog dan media sosial
Festival Sastra Dayak: Diselenggarakan di Sekadau, Sintang, dan Kapuas Hulu
sejak 2022
Workshop penulisan: Untuk generasi muda Dayak mengenal puisi, cerpen, dan esai
Potensi Sastra Dayak dalam Peta Global
1. Ekowisata budaya
2. Literasi akar rumput
3. Indigenous futurism
Penutup
Sastra Dayak adalah bukti bahwa masyarakat adat bukan hanya
pewaris tanah, tapi juga penjaga narasi dunia. Dalam mantra, pantun, puisi, dan
novel mereka, tersimpan kearifan ekologi, filosofi hidup, dan sejarah panjang
yang tak tercatat dalam arsip negara.
Referensi
- Bauman, R., 1977. Verbal Art as Performance. Long Grove, IL: Waveland Press.
- Gomez, E.C., 2018. Indigenous Literatures in Southeast Asia. Borneo Research Bulletin, 49, pp.45–61.
- Masri Sareb Putra, 2016. Kitab Ombak. Jakarta: Kompas.
- Spivak, G.C., 1988. Can the Subaltern Speak?. In: C. Nelson and L. Grossberg, eds. Marxism and the Interpretation of Culture. Urbana: University of Illinois Press, pp.271–313.
- Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS), 2021. Oral Traditions and Identity among the Dayak in Borneo. UNIMAS Dayak Studies Centre Report.
- International Journal on Advanced Science, Engineering and Information Technology, 2023. The Transmission of Indigenous Knowledge through Ritual Poetry among the Dayak in Kalimantan. Available at: <https://ijaseit.insightsociety.org/index.php/ijaseit/article/view/18094> [Accessed 5 Aug. 2025].