+6281931384789 Jl. Merdeka Timur No.KM 4, Mungguk, Kec. Sekadau Hilir, Kab. Sekadau, Kalbar 79516
Launching Buku Antologi Tembawang
Lupung Cafe-ITKK, October 31, 2025, Sekadau, West Kalimantan
Judul Gambar 1
Judul Gambar 1 Caption penjelasan gambar 1
Judul Gambar 2
Judul Gambar 2 Penjelasan isi gambar 2 dan shrink aktif
Home Program

Sastra Dayak: Menjaga Jejak Leluhur Lewat Tulisan dan Tradisi

"splorasi mendalam tentang Sastra Dayak, tradisi lisan, identitas budaya, dan transformasinya dalam konteks literasi modern dan kajian akademik."

 


Oleh Alexander Mering

Pengantar

Sastra Dayak merupakan warisan budaya tak benda yang merekam sejarah, nilai, dan cara hidup masyarakat Dayak di Borneo, baik di wilayah Kalimantan Indonesia, Sarawak dan Sabah Malaysia, hingga Brunei Darussalam. Sebagai salah satu kelompok etnolinguistik terbesar di Nusantara, masyarakat Dayak memiliki kekayaan sastra lisan dan tulisan yang selama ini masih belum banyak mendapatkan ruang dalam narasi kesusastraan nasional maupun global.

Artikel ini akan mengulas akar, bentuk, dan perkembangan sastra Dayak, lengkap dengan kajian ilmiah, contoh konkret, serta potensi literasinya dalam era modern.

Definisi dan Cakupan Sastra Dayak

Sastra Dayak meliputi segala bentuk ekspresi estetis masyarakat Dayak, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, yang mengandung nilai budaya, spiritualitas, dan pandangan hidup komunitas Dayak. Cakupannya meliputi:
- Mantra, pantun, dan tuturan adat
- Cerita rakyat dan mitologi (folklor)
- Syair pengobatan dan ritual
- Puisi modern berbahasa Indonesia atau Dayak
- Esai budaya, cerpen, dan novel kontemporer

Sastra ini lahir dalam konteks sosial yang kuat: upacara adat, penyembuhan, panen, kematian, hingga pewarisan pengetahuan.

Landasan Teori

Menurut Richard Bauman (1977), sastra lisan bukan hanya teks yang diucapkan, tapi praktik performatif yang punya fungsi sosial. Dalam konteks Dayak, hal ini sangat nyata — sebuah mantra bukan sekadar rangkaian kata, tapi alat untuk menjalin relasi dengan dunia roh.

Gayatri Spivak dan teori 'subaltern' juga relevan: sastra Dayak selama ini berada di pinggiran (subaltern) narasi nasional, karena bahasa dan ekspresinya tidak terakomodasi dalam lembaga dominan.

Sejarah Singkat Sastra Dayak

Era Pra-kolonial: Tradisi Lisan yang Hidup
Sebelum kontak kolonial, sastra Dayak hidup lewat lisan. Misalnya:
- Tuturan Taman (Lun Dayeh, Kayan, Kenyah): narasi panjang tentang asal-usul manusia, penciptaan dunia, hingga nilai sosial.
- Kisah Putir di Kalimantan Barat: legenda tentang perempuan kuat yang menjadi penjaga tanah adat.
- Pantun ritual Ngayau (pengayauan) di komunitas Iban.

Kolonial & Misionaris
Masuknya misionaris Kristen pada abad ke-19 membawa tulisan Latin ke pedalaman Kalimantan. Banyak teks lokal ditransliterasi atau dihancurkan. Namun beberapa usaha dokumentasi muncul, seperti:
- Misi Katolik mendokumentasikan doa dan nyanyian Dayak.
- Belanda menerbitkan “Volksoverleveringen van de Dajaks” oleh V.J. van den Steenhoven (1954), kumpulan folklor Dayak.

Sastra Dayak Modern

Pasca reformasi, muncul gelombang baru sastrawan Dayak yang menulis dalam bahasa Indonesia, namun dengan muatan lokal Dayak yang kental.

Contoh Karya:
- Masri Sareb Putra – novel Tanah Tabu, Kitab Ombak
- Jaya Ramba (Sarawak) – puisi dan cerpen dalam bahasa Melayu Sarawak
- Ipe Ma’ruf – esai-esai budaya Dayak Ngaju

Data Akademik dan Riset Ilmiah

Contoh Penelitian:
1. 'The Transmission of Indigenous Knowledge through Ritual Poetry among the Dayak in Kalimantan' (International Journal on Advanced Science, Engineering and Information Technology, 2023)
2. 'Indigenous Literatures in Southeast Asia' – Edward C. Gomez (2018)
3. 'Oral Traditions and Identity among the Dayak in Borneo' – Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS)

Bentuk-Bentuk Sastra Dayak

Mantra: digunakan untuk pengobatan, perlindungan, dan pertanian
Pantun & Tembang: dinyanyikan dalam acara panen atau kelahiran
Epik Lisan: narasi panjang tentang leluhur dan migrasi
Puisi Modern: media kritik dan ekspresi identitas

Tantangan dan Ancaman

1. Komersialisasi budaya
2. Bahaya punahnya bahasa daerah
3. Minimnya dukungan negara dan lembaga pendidikan

Upaya Pelestarian & Literasi Baru

Digitalisasi: Komunitas seperti Lembaga Sastra Dayak mengarsipkan karya via blog dan media sosial
Festival Sastra Dayak: Diselenggarakan di Sekadau, Sintang, dan Kapuas Hulu sejak 2022
Workshop penulisan: Untuk generasi muda Dayak mengenal puisi, cerpen, dan esai

Potensi Sastra Dayak dalam Peta Global

1. Ekowisata budaya
2. Literasi akar rumput
3. Indigenous futurism

Penutup

Sastra Dayak adalah bukti bahwa masyarakat adat bukan hanya pewaris tanah, tapi juga penjaga narasi dunia. Dalam mantra, pantun, puisi, dan novel mereka, tersimpan kearifan ekologi, filosofi hidup, dan sejarah panjang yang tak tercatat dalam arsip negara.

Referensi

  • Bauman, R., 1977. Verbal Art as Performance. Long Grove, IL: Waveland Press.
  • Gomez, E.C., 2018. Indigenous Literatures in Southeast Asia. Borneo Research Bulletin, 49, pp.45–61.
  • Masri Sareb Putra, 2016. Kitab Ombak. Jakarta: Kompas.
  • Spivak, G.C., 1988. Can the Subaltern Speak?. In: C. Nelson and L. Grossberg, eds. Marxism and the Interpretation of Culture. Urbana: University of Illinois Press, pp.271–313.
  • Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS), 2021. Oral Traditions and Identity among the Dayak in Borneo. UNIMAS Dayak Studies Centre Report.
  • International Journal on Advanced Science, Engineering and Information Technology, 2023. The Transmission of Indigenous Knowledge through Ritual Poetry among the Dayak in Kalimantan. Available at: <https://ijaseit.insightsociety.org/index.php/ijaseit/article/view/18094> [Accessed 5 Aug. 2025].

Tertarik untuk mendaftar?

Dapatkan info LSD sekarang!